🐧 Linux Distro Overview
Linux adalah sistem operasi open-source yang dikembangkan berdasarkan kernel Linux (rilis pertama oleh Linus Torvalds pada tahun 1991).
Berbeda dengan sistem operasi komersial seperti Windows atau macOS, Linux hadir dalam berbagai varian yang dikenal dengan distro (distribution).
Setiap distro Linux menggabungkan:
- Kernel Linux
- Package manager (alat instalasi & update software)
- Library dan tools inti
- Desktop environment (untuk distro desktop)
- Dokumentasi, repositori paket, dan komunitas
Dengan kata lain, sebuah distro adalah "rasa" Linux yang berbeda-beda sesuai tujuan dan filosofi pembuatnya.
🔹 Kenapa Ada Banyak Distro Linux?
Alasan utama kenapa ada ratusan distro Linux:
- Kebebasan open-source → siapa pun bisa membuat variasi Linux.
- Kebutuhan berbeda → server, desktop, embedded, cloud, security, dsb.
- Filosofi dan model rilis → ada yang stabil (Debian), ada yang bleeding-edge (Arch).
- Target user → pemula, enterprise, sysadmin, hacker, developer.
🔹 Kategori Distro Linux
1. Debian-based
- Debian
Salah satu distro tertua, fokus stabilitas. Banyak dipakai di server.
Filosofi: "stability over bleeding-edge".
- Ubuntu (Canonical)
Turunan Debian, user-friendly, dukungan LTS (Long Term Support) 5 tahun.
Cocok untuk server & cloud (banyak dipakai di AWS, GCP, Azure).
- Linux Mint
Turunan Ubuntu, cocok untuk desktop. Tampilan familiar bagi pengguna Windows.
2. Red Hat-based
- RHEL (Red Hat Enterprise Linux)
Distro enterprise berbayar dengan support resmi.
Banyak dipakai di data center, perusahaan finansial, dan telekomunikasi.
- CentOS Stream
Turunan RHEL, rolling-release, jadi preview untuk RHEL.
- Fedora
Cutting-edge, siklus rilis cepat, tempat uji coba fitur baru sebelum masuk RHEL.
3. Arch-based
- Arch Linux
Filosofi KISS (Keep It Simple, Stupid). Minimalis, user membangun sendiri sistemnya.
Rolling-release, selalu terbaru. Cocok untuk belajar internals Linux.
- Manjaro
Turunan Arch yang lebih mudah diinstall, banyak GUI tool bawaan.
4. OpenSUSE-based
- OpenSUSE Leap
Stabil, cocok untuk production server. Dukungan komunitas & SUSE Enterprise.
- OpenSUSE Tumbleweed
Rolling-release, cocok untuk developer yang ingin paket terbaru.
5. Special Purpose Distros
- Kali Linux → fokus penetration testing, security tools built-in.
- Parrot OS → mirip Kali, lebih ringan & fokus ke privacy.
- Alpine Linux → super ringan, sering dipakai untuk Docker image.
- Rocky Linux → alternatif RHEL gratis (penerus CentOS).
- Oracle Linux → turunan RHEL, banyak dipakai di enterprise dengan DB Oracle.
🔹 Siklus Rilis Distro
-
Fixed Release (Stable):
Contoh: Debian, Ubuntu LTS, RHEL.
Cocok untuk server production → update jarang, lebih aman & stabil.
-
Rolling Release (Selalu Update):
Contoh: Arch, OpenSUSE Tumbleweed, Manjaro.
Cocok untuk desktop & developer → selalu versi terbaru, tapi risiko bug lebih tinggi.
🔹 Penggunaan Distro di Industri
- Enterprise & Data Center: RHEL, CentOS Stream, SUSE, Oracle Linux
- Cloud Server: Ubuntu LTS, Debian, CentOS Stream
- Developer / Lab: Fedora, Arch, Manjaro
- Cyber Security: Kali Linux, Parrot OS
- Container & Embedded: Alpine Linux
Contoh nyata:
- Google banyak memakai Debian/Ubuntu di production.
- Meta (Facebook) pakai CentOS/RHEL.
- AWS EC2 default: Amazon Linux (turunan RHEL/CentOS).
- Docker images default: banyak menggunakan Alpine Linux karena ringan.
🔹 Tips Memilih Distro
- Untuk Pemula: Ubuntu Desktop, Linux Mint
- Untuk Sysadmin/Server: Ubuntu Server LTS, Debian, RHEL, CentOS Stream
- Untuk Security Researcher: Kali Linux, Parrot OS
- Untuk Belajar & Eksperimen: Arch Linux, Fedora
📌 Kesimpulan
Linux distro ibarat berbagai rasa dari satu resep dasar.
Tidak ada distro yang mutlak terbaik, semua tergantung pada kebutuhan & konteks:
- Jika butuh stabil → pilih Debian/RHEL/Ubuntu LTS.
- Jika butuh terbaru → pilih Arch/Fedora/OpenSUSE Tumbleweed.
- Jika butuh spesifik (security, container) → pilih Kali/Parrot/Alpine.
Sebagai Linux Administrator, mengenal berbagai distro akan membantu menyesuaikan sistem dengan kebutuhan production, lab, maupun riset.
Note: Artikel ini dibuat sebagai catatan pribadi.
Rekomendasi distro bisa berbeda sesuai standar perusahaan atau kebijakan project.